Banyak orang yang putus sekolah atau bahkan tidak pernah namanya duduk dibangku sekolah dengan alasan tidak memiliki biaya atau karena kemiskinan, akan tetapi tidak jarang juga orang miskin yang mampu menyekolahkan anaknya hingga ke jenjag pendidikan yang lebih tinggi. Itulah fakta yang terjadi dimasyakat kita saat ini, hal itu terjadi disebabkan karena orang kerap kali menjadikan kemiskinan itu sebagai alibi dari banyaknya orang yang putus sekolah.
Informasi yang dikutif dari portal NEWS OKEZONE “Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Anies Baswedan mengatakan, pendidikan itu bukan persoalan kaya atau miskin. Pendidikan adalah soal kesadaran. "Putus sekolah itu kalau lihat statistik (mayoritas alasannya) karena kemiskinan. Tapi, saya lihat ada orang miskin yang mendorong anaknya sekolah sampai ujungnya berhasil."
Banyak contoh, kisah inspiratif keluarga miskin yang mampu membiayai anaknya hingga sarjana atau lebih. Sementara sebaliknya, banyak anak yang lahir dari keluarga mampu atau bahkan kaya, tapi yang bersangkutan putus sekolah dengan berbagai alasan. "Jadi bukan kemiskinan, tapi kesadaran akan pentingnya pendidikan," tegasnya.
Melihat berbagai fakta yang ada, Mendikbud mengaku sadar bahwa miskin atau kaya, urusan pendidikan bisa dicari jalan keluarnya. "Jadi, kaya atau miskin biarkan berikhtiar dengan berbagai cara." Pemerintah menurutnya, terus melakukan berbagai upaya untuk memperbaiki kualitas pendidikan itu sendiri, termasuk persoalan biaya. Yang terpenting, saat ini yang perlu dikembangkan adalah menjadikan pendidikan dan kebudayaan sebagai sebuah gerakan dan masyarakat perlu tahu pentingnya pendidikan agar mendorong anak-anaknya untuk sekolah setinggi mungkin.
"Kami ingin pendidikan dikembangkan bukan sebagai usaha pemerintah saja, tapi sebuah gerakan antara masyarakat dan pemerintah,"

0 comments:

Post a Comment

 
Top